“Kontrakan Aktivis” ala “Kosan H.O.S. Tjokroaminoto”
“Kontrakan Aktivis” ala “Kosan
H.O.S. Tjokroaminoto”
Minggu malam biasanya Aku dan teman-teman di kontrakan mengikuti kajian
rutin yang diadakan di mushola perumahan, momen ini dimanfaatkan sebagai
majelis ilmu dan kesempatan bersilaturahmi dengan sesama penghuni perumahan
yang jangankan bertemu, melihat saja jarang dikarenakan kesibukan
masing-masing. Bertukar salam, berbincang ringan sampai berkenalan dengan
pendatang baru. Seperti tadi, kami bertemu dengan dua orang mahasiswa yang baru
saja pindah ke perumahan ini. Ketika perjalanan pulang dari mushola, mereka
bertanya yang mana kontrakan kami. Baru beberapa langkah dari mushola, aku
bilang “Ini nih, yuk mampir”. Kontrakan kami memang sangat dekat dengan mushola
perumahan. Mendengar ucapanku, salah satu dari mereka mengatakan hal yang cukup
menggelikan sambil terus berjalan “Ooh, jadi ini kontrakan aktivis yang kata
ibu xxx itu”.
***
Kontarakan kami berada di perumahan Kampus Hijau Residen Blok G No. 24
Bandarlampung. Bukan di Jalan
Peneleh 7 no 29-31 Surabaya. Pemiliknya biasa kami panggil Ibu Ati.
Bukan Haji Oemar Said Tjokroaminoto atau yang lebih pamor
dipanggil H.O.S. Tjoktoaminoto. Beliau pegawai rektorat Universitas
Lampung. Bukan pentolan
dari Sarekat Islam atau SI yang merupakan transformasi dari Sarekat Dagang Islam. Penghuninya memang para pelajar,
tapi bukan Soekarno, Semaoen, Alimin, Musso, Kartosoewirjo, KH Ahmad Dahlan dan KH Mas Mansyur. Hanya seorang Wakil Presiden
Mahasiswa 2016, Presiden UKM Sains dan teknologi 2016, Ketua Badan Khusus
Pemberdayaan Muslimah (BKPM) Unila 2016, ketua BKPM FEB 2017, Hafidzoh,
Herbalist dan Guru Tahsin/ Tahfidz SD IT
dsb. Bukan Presiden pertama RI, Pendiri Partai Nasional Indonesia, tokoh-tokoh utama Partai Komunis Indonesia, pemimpin Darul Islam/Tentara Islam Indonesia
(DI/TII) dsb. Ahaha :v
Teman-teman yang bingung
dengan paragraf di atas mungkin terlalu fokus kuliahnya jadi tidak
sempat baca sejarah. Tulisan ini dibuat karena ada ungkapan yang ingin Aku dokumentasikan.
Ungkapan yang tanpa sadar beredar di sekitar, yaitu “Kontrakan Aktivis”.
Awalnya Kami para penghuni kontrakan ini heran dengan ungkapan tersebut. Walaupun
kalau berdasarkan pengertian “Aktivis” menurut KBBI memang ada benarnya juga.
“Aktivis/ak·ti·vis/ n 1 orang (terutama anggota organisasi politik, sosial, buruh, petani, pemuda, mahasiswa, wanita) yang bekerja aktif mendorong pelaksanaan sesuatu atau berbagai kegiatan dalam organisasinya; 2 Pol seseorang yang menggerakkan (demonstrasi dan sebagainya)”.
Penghuni kontrakan ini semua pernah aktif diorganisasi mahasiswa dan
bekerja aktif mendorong pelaksanaan sesuatu atau berbagai kegiatan dalam organisasinya.
Tidak hanya itu yang menggerakkan demonstrasi juga ada. Jika hari libur, bahkan libur panjang bukannya rumah sepi karena pada pulang kampung tapi pagi-pagi kontrakan sudah kosong dan ramai kembali menjelang magrib karena
seharian sibuk dengan agenda rapat, seminar atau kegiatan sosial. Mungkin ini
yang sering dilihat warga sekitar sehingga ada yang bilang “Kontrakan Aktivis”.
XD
Pernah ada yang bilang dulu waktu Aku masih menjadi
mahasiswa baru “Jangan jadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang),
mending kalau ngekosnya di kosan H.O.S. Tjoktoaminoto bareng para aktivis yang
berpengaruh seperti Soekarno
dengan nasionalisme-nya kemudian mendirikan Partai Nasional Indonesia. Semaoen,
Alimin, dan Musso dengan komunisme-nya menjadi tokoh-tokoh utama Partai Komunis
Indonesia serta SM Kartosoewirjo dengan Islam fundamentalisnya kemudian menjadi
pemimpin Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII). Di rumah itu juga,
tokoh-tokoh Muhammadiyah seperti KH Ahmad Dahlan dan KH Mas Mansyur sering
bertukar pikiran ”.
Saat itu Aku hanya bisa tertawa geli mendengarnya. Sekarang,
Aku masih tertawa geli kalau mengingatnya. Faktanya, kami bukan mahasiswa
kupu-kupu tapi mahasiswa kura-kura (kuliah rapat-kuliah rapat) sampai skripsi
menyerang dan merubahku jadi mahasiswa kupu-kupu. Untungnya Aku tinggal di kontrakan yang mirip
kosan H.O.S. Tjokroaminoto. Berbagai
diskusi dilakukan di sini. Mulai dari isu lokal sampai internasional. Diskusi
keagamaan, sosial, politik, ekonomi, sains, teknologi, pendidian dsb.Tinggal
bersama para “aktivis” dari berbagai latar belakang dan bidang keilmuan berbeda
namun tetap dengan ideologi yang sama, ideologi Islam.
*Satu persatu pergi membawa kenangan yang semoga abadi dalam tulisan.
Septian Ulan Dini
Komentar
Posting Komentar