Fase Ini Lagi



"Ini sementara" dia sudah hafal benar polanya. Tapi setiap ada di fase ini dia tetap merasakan hancurnya. Baginya tidak ada yang benar-benar wajib bertanggung jawab untuk menghiburnya. Selain itu, orang-orang melihat sosoknya terlalu kuat untuk mungkin terluka.


Bukan, bukan terluka karena suatu hal yang mungkin wajar dialami perempuan seusianya --pernah terluka seperti ini, tapi cepat-cepat ditepisnya, menyadari bahwa dia bukan siapa-siapa. 


Dia terluka karena ekspektasinya sendiri dan ekspektasi orang lain akan dirinya.


Haha hihi haha hihi di kolom chat, was bahkan igs, padahal hatinya seperti akan meledak, pikirannya riuh, dan air matanya sebentar-sebentar jatuh.⁣


Kalau dicetak, mungkin berlembar-lembar kertas penuh dengan narasi-narasi yang ada di kepalanya. Tentang pertanyaan atau komentar-komentar orang yang makin diabaikan makin terngiang. Tentang keraguan orang-orang terdekat atas impian yang sedang diperjuangkan. Tentang bilangan waktu yang terus berlalu, tidak mau kompromi mengimbangi kapasitas diri. Yang paling menyesakkan, tentang kesabaran orang tua yang merelakan anaknya memperjuangkan cita-cita. ⁣

Siang tadi tiba-tiba adiknya berpesan "Sudah lah Mbak, mulailah dengarkan petuah-petuah orang-orang tua. I think it'll better for you". 


Sebenarnya dia kurang tahu pasti petuah yang dimaksud itu yang bagaimana. "Ada banyak. Biasanya orang-orang titip pesan ke adek" tambahnya. 


Ok. Dia mulai paham maksudnya. Dua tahun terakhir dia mengabaikan itu semua. Dia yakin bahwa dia berhak akan kebahagiaannya sendiri. Berhak untuk memperjuangkan mimpinya. Memasrahkan keluarganya pada sang pemilik alam semesta. Bahwa Allah yang akan menjaga dan memenuhi semua kebutuhannya.


Jadi petuah-petuah itu pasti seputar bagaimana seharusnya "anak pertama perempuan" berperan, mengambil tanggung jawab, dan intinya sadar diri bahwa keluarganya sedang tidak baik-baik saja. 


Rasanya ingin kabur sejauh-jauhnya bukan? pulang. ⁣Sebenar-benarnya pulang. 


Alhamdulillah, keselamatan selalu mengiringi nya. Pertemuan dengan orang-orang yang membuatnya merasa tidak apa-apa telah menguatkannya. Orang-orang yang selalu hangat tatapan mata dan penerimaan hatinya. ⁣

Tidak apa-apa bersedih, tidak apa-apa gagal, tidak apa-apa terus berjuang, tidak apa-apa kalau belum bisa. ⁣

Semoga lekas pulih hatinya. Dikuatkan imannya serta ridho Allah selalu membersamai langkahnya. Aamiin

Komentar

Postingan Populer