Catatan Guru Fisika ((Amateur)) Bagian 2: Realitas
Tulisanku terkait bagaimana idealnya pembelajaran dilakukan, tentu menuai komentar dari berbagai pihak. Hahahaha. Tentu saja lebih banyak dari mereka yang sudah lebih dahulu merasakan ralitas di lapangan. Berikut akan aku tampilkan beberapa untuk kenang-kenangan.
Komentar di atas dari rekanku yang sudah lebih dahulu mengabdi sebagai ASN guru di sekolah negeri pelosok desa. Terkesan sangat greget dengan penggunaan kata sapaan "Kau" yang tentu dibaca dengan logat Sumatera, bukan dengan nada puisi sastra Indonesia. WKWK. Lalu dilanjutkan dengan komentar sarkas "Pantesan tulisannya bagus" dan diiringi doa.
Alhamdulillah. Doa beliau dikabulkan, aku resmi menjadi guru di sekolah formal tepat beberapa bulan setelah kegaduhan tulisan itu. Selain itu doa beliau agar tulisanku bisa direalisasikan juga terkabul. Setiap pekan wajib mengumpulkan mini lesson plan ke senior untuk dikoreksi sebelum diterapkan di kelas. Kreativitas dan totalitas menjadi tantangan yang menyenangkan. Seniorku selalu bilang "Bisa! Nggk ada yang nggk bisa! Yok coba!" setiap aku mengajukan ide yang kadang njelimet, rumit, aneh, disaat injury time dan mendekati deadline.
Menggunakan fasilitas panjat tebing untuk kompetisi parasut telur antar kelas. |
Salah satu dokumentasi praktikum kelas 12. |
Sebenarnya yang terealisasi adalah aktivitas-aktivitas normal kelas fisika. Namun cukup membuktikan bahwa alokasi waktu yang disediakan itu cukup untuk proses belajar sehingga tidak terkesan hanya "kejar materi". Tapi dengan berbagai kesempatan dan tantangan yang ada, semakin menyadari bahwa fisika memang semenarik itu, aku jadi merasa masih kurang layak untuk menjadi guru. "Seharusnya aku bisa memberikan pembelajaran yang lebih kaya jika aku memiliki pemahaman yang mendalam dan menyeluruh" pikirku setiap kali selesai mengajar di kelas.
Komentar selanjutnya dari kakak tingkatku yang juga sudah lebih dulu menjadi guru di sekolah swasta. Kiprahnya di dunia pendidikan dan pengajaran fisika tidak diragukan lagi. Namanya sering muncul di poster-poster pelatihan best practice kemdikbud sebagai instruktur dan pemateri.
Kak Umam:
1 jam pelajaran utk drilling soal di bimbel emang bisa,
Try that in a real class full of students with various levels of intelligence and various learning styles. 😂😂😂
Aku:
Yes. I know. When I wrote the paragraph, I also think the same thing that from the point of view of school teacher. But I ignored those problems, because my purpose to increase reader's confidence. 😂😂😂
Kak Umam:
Yeah, as a teacher we should have this kind of confidence. 'cause this always be a problem of physics teacher, especially me; deal with the eagerness to give students full learning experiences to increase their science literacy, but also want to boost their skill of problem solving and prepare them for examination, and as you mentioned above, we just have limited time.
According to my experiences through SM-3T, PPG, PPL PPG, and 3 years of professional teaching, I believe that we should decide what material that most suitable to teach in full learning experience and what material that just enough with tutoring. Because if we constrain to do that, 'full learning experience' way, to all contents of curriculum, we have to be ready to face another problem, 'kejar setoran' di akhir tahun untuk mengajarkan materi yang belum diajarkan, and more of a burden for senior year teacher.
And don't forget to mention, as a teacher we also have other responsibilities aside from teaching: to evaluate, to guide students, and to complete teacher's administration (trust me, you will hate it, it will spend your time to socialize).
Overall, good luck for journey as a teacher. With the all upside down, with confidence and optimistic mind like yours, I know you will love it and proud of it.
Aku:
Aamiin, good luck juga kak!
Masyaallah. Thanks for sharing your experiences as professional teacher.
The important point that I get is "We should decide what material that most suitable to teach in full learning experience and what material that just enough with tutoring." Exactly, I want try to teach like that.
Percakapan singkat dengan kakak tingkatku itu sangat mencerahkan dan menyadarkan bahwa banyak hal yang harus dikerjakan selain mengajar. wkwk. Jadi ingat percakapan dengan dosen pembimbingku beberapa hari lalu. Tentang apa saja tugas dosen dan menyarankan cari profesi lain kalau tidak suka hal-hal yang beliau jelaskan terkait tugas dosen. Besok-besok aku tuliskan sebagai pengingat saat lupa dan bertanya-tanya "Why you start?". XD
Komentar
Posting Komentar